Sebuah Pintu Terbuka, Hati tertutup
Apa itu sesungguhnya tekanan orang tua atau “Parental Pressure”? Menurut bacaan dari Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Y.A.I., tekanan orang tua merupakan proses di mana orang tua membatasi aktivitas anaknya ataupun kehendak anaknya yang dapat berdampak positif dan negatif bagi si anak. Di jaman sekarang, tidak kecil maupun banyak orang tua yang menggunakan proses ini sebagai cara untuk mendidik anaknya. Banyak orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya tetapi terkadang orang tua pun mempunyai cara tersendiri untuk mencapai keinginan tersebut tidak mengetahui bahwa itu bisa berdampak baik maupun buruk kepada anaknya.
Meskipun masalah ini tidak sering muncul dalam sosial media atau internet, sering timbul berita-berita tidak memuaskan terkait dengan masalah ini. Kontroversi ini masih saja menjadi topik pembicaraan bagi para anak yang mungkin merasa tertekan ataupun dari ibu-ibu muda. Banyak orang tua yang berpikir bahwa tekanan orang tua itu baik kepada anak mereka karena setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya agar mereka nanti saat besar tidak kekurangan uang sedangkan para anak mungkin tidak setuju dengan tekanan dari orang tua karena menaruh beban yang terlalu berat di pundaknya. Beberapa orang tua cenderung menggunakan cara ini atau menaruh beban ke anaknya karena dengan cara itulah dia dibesarkan. Dengan menaruh tekanan kepada anak mereka, para anak-anak dapat lebih rajin dalam mengerjakan tugas mereka, lebih mendengarkan orang tua, dan bisa juga lebih bersemangat atau obsesi dalam mendapatkan nilai yang bagus.
Pengaruh tekanan orang tua kepada anak-anak bisa berdampak baik tetapi juga bisa berdampak buruk. Bagi anak-anak yang telah diberi terlalu banyak tekanan ataupun dibebankan dengan banyak ekspektasi, mereka dapat menjadi depresi, memberontak dan membenci orang tuanya, melakukan tugasnya tidak dengan maksimal karena tekanan yang terlalu besar dari orang tuanya, anak-anak tidak ada waktu untuk bersosialisasi, dapat berujung ke stress, dan yang paling terburuk dapat mengakhiri kehidupannya sendiri. Menurut Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Dokter Teddy Hidayat mengatakan bahwa di dunia, setiap tahunnya ada jumlah 800.000 orang meninggal karena bunuh diri atau setiap 40 detik satu orang meninggal karena bunuh diri. Teddy menjelaskan bahwa 80-90% bunuh diri berhubungan dengan gangguan pikiran mental emosional, terutama depresi. Selain itu, jika sangat berdampak buruk kepada seorang anak akan menekan atau mendorong anak itu ke “tepi jurang” yang dapat membuatnya mengembangkan sebuah motif untuk membunuh orang tuanya karena tidak dapat menahan omelan atau tekanan yang diterima dari orang tuanya. Ditambah lagi untuk membuktikannya, ada kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang gadis remaja bernama “Jennifer Pan” yang merencanakan pembunuhan ayah dan ibunya. Dia mempekerjakan 2 pembunuh bayaran untuk melakukan kejahatan perampokan sederhana sebagai penyamaran karena dia lelah mencoba mencapai ekspektasi mereka sehingga dia terlalu tertekan dan merencanakan pembunuhan yang membunuh ibunya dan hampir menaruh ayahnya dalam kondisi vegetatif.
Masing-masing orang tua mempunyai cara tersendiri untuk mendisiplinkan anak-anak mereka tetapi tidak semua cara itu terbaik untuk anak mereka sendiri. Cara disiplin orang tua juga termasuk sebuah beban atau tekanan kepada anak-anak dari orang tua mereka. Agar anak-anak tidak tertekan dengan beban dari orang tua, perlu bagi mereka untuk bertanya kepada anak apa yang dia sukai, mendukung apa yang menjadi keinginan anak asal yang diinginkan bersifat positif. Dengan melakukan cara-cara ini, anak-anak akan cenderung bersemangat untuk melakukan apa yang diminta oleh orang tua seperti melakukan pekerjaan sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, dan berbagi dengan saudaranya. Menurut situs web Dunia Belajar Anak.id, diungkapkan bahwa cara lain untuk menerapkan aturan agar anak tidak tertekan termasuk perlunya membuat aturan secara bersama agar anak tidak kesusahan mengikuti apa yang diminta oleh orang tua terus menerus, menegur anak saat dia sudah menenangkan diri jika menangis atau marah saat dimarahi, dan juga aturan yang dibuat oleh masing-masing orang tua dan anak harus dipatuhi oleh mereka berdua agar anak-anak merasa adil.
Jadi apakah itu “Parental Pressure” atau tekanan orang tua? Nah, dapat disimpulkan bahwa tekanan orang tua adalah sesuatu beban atau ekspektasi dari orang tua yang diberikan kepada anak mereka, atau juga sebuah cara di mana orang tua membatasi kegiatan anaknya ataupun kehendak anaknya untuk melakukan sesuatu. Bisa berupa dengan sebuah aturan, syarat, ancaman dan lain-lain. Parental pressure atau tekanan orang tua sebenarnya sebuah cara yang baik atau diperlukan untuk anak-anak tetapi cara menggunakannya adalah salah. Kami dapat menerapkan tekanan orang tua atau parental pressure kepada anak-anak asalkan kami membuat seperti perjanjian atau aturan bersama-sama dari sisi anak dan orang tua juga. Dengan begitu, tidak hanya anak-anak akan lebih rajin mengerjakan tugas tetapi juga bersemangat untuk belajar hal-hal baru dan tidak memberontak kembali ke orang tua mereka.
Princess Alyssa Budianto – Grade 8
Sumber:
– Media, K., 2021. Angka Bunuh Diri Tinggi, Baru 9 Persen Penderita Depresi Dapat Pengobatan Medis Halaman all – Kompas.com. [online] KOMPAS.com. Available at:
<https://bandung.kompas.com/read/2019/10/14/12421151/angka-bunuh-diri-tinggi-baru-9-perse n-penderita-depresi-dapat-pengobatan?page=all#:~:text=%E2%80%9CBunuh%20diri%20adal ah%20penyebab%20utama,diri%2C%20dan%2015%20persen%20melakukannya.> [Accessed 19 February 2021].
– Dunia Belajar Anak. 2021. Cara Menerapkan Aturan, Agar Anak Tidak Tertekan – Dunia Belajar Anak. [online] Available at:
<https://www.duniabelajaranak.id/cara-menerapkan-aturan-agar-anak-tidak-tertekan/> [Accessed 19 February 2021].
– Ho, K. and Ho, K., 2021. Jennifer Pan’s Revenge. [online] Toronto Life. Available at: <https://torontolife.com/city/jennifer-pan-revenge/?utm_source=thenextmeme> [Accessed 19 February 2021].